Senin, 12 Oktober 2015

Apa Saja Yang ada di dalam Organisasi



 Apa Itu Organisasi?
Nama : Angga Yudistira
NPM : 11114211
Kelas : 2ka28
Mata Kuliah : Teori Organisasi Umum
Universitas Gundarama

Tugas 2 :

Ilmu organisasi merupakan ilmu yang penting dimiliki, karena dalam kehidupan kita tidak lepas dari organisasi. Di mulai dari lingkungan yang sederhana dari keluarga, hingga struktur yang rumit seperti organisasi pemerintahan.
Adapun ciri-ciri organisasi:
– Mempunyai tujuan & sasaran
– Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
– Adanya kerja sama dari sekelompok orang
– Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang
UNSUR-UNSUR ORGANSASI
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut:
Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.


Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network).
Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan. Dan juga beberapa tujuan tertentu,
TEORI ORGANIOSASI
   Teori Organisasi muncul pada abad 19 yang dilatar belakangi oleh revolusi Inggris dan kelahiran perusahaan raksasa yang ada di Amerika Serikat.
   Teori klasik kadang disebut teori tradisional yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun seribu elapan ratusan.Dalam hal ini,organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritis klasik sebagai sangat sentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialiassi,serta menberikan petunjuk mekanisme structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Teori klasik berkembang dalam 3 aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :teori birokrasi,teori administrasi dan teori manajemen ilmiah.
    Teori organisasi Neoklasik. Teori  neoklasik dikenal sebagai teori hubungan manusiawi dan dikembangkan atas dasar teori klasik.Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya,sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Percobaan-percobaan di Howthrone yang dilakukan dari tahun 1924 sanmpai 1932 menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi.Percobaan ini merupakan kristalisasi teori neokalsik.Penemuan Howthrone telah menambah dimensi baru bagi teori organisasi.Dan pada akhirnya percobaan-percobaan Howthrone menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
   Teori organisasi modern disebut juga analisa system pada organisasi merupakan aliran terbesar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen.Teori ini melihat bahwa semua unsure organisasi merupakan satu kesatuan dan saling ketergantungan yang didalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil,tetapi organisasi merupakan system yang terbuka.



Pendapat saya tentang mengenai Organisasi yang baik:
Menurut saya ada beberapa faktor yang mempengaruhi sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik,yaitu :
– Management
Management menyangkut bagaimana kita mengatur & mengolah sumber daya perusahaan agar dapat dimanfaatkan sebesar – besarnya demi kepentingan anggotanya.
– System
Manajemen yang baik memerlukan sistem yang dapat menunjang berjalannya operasional perusahaan.
– Human Resources ( Sumber Daya Manusia )
Manajemen atau System tidak akan berjalan dengan baik jikalau sumber daya manusia tidak dapat mendukungnya. Untuk itu diperlukan tenaga professional yang dapat mendukung berjalannya sebuah organisasi.
– Teknologi Informasi
Seperti kita ketahui perkembangan teknologi informasi sudah menjadi salah satu komponen penting dalam organisasi.Baik itu dalam menunjang operasional perusahaan ataupun sebagai lembaga pembelajaran anggotanya yang mungkin kita kenal sekarang dengan istilah e-learning organization bahkan knowledge-based organization.
Baik organisasi waralaba ataupun non waralaba sama-sama membutuhkan penanganan yang professional agar tujuan & cita-citaerusahaan dapat tercapai.Merevisi diri mungkin kata yang tepat agar arah tujuan organisasi selalu dapat diperbaharui.
Penanganan organisasi non waralaba mungkin berbeda jauh dalam hal pelaksanaannya karena diperlukan kesadaran dari anggotanya. Dalam menjalankan organisasi non waralaba ada 2 faktor yang mungkin perlu dipertimbangkan
– Dana Operasional
Seperti kita ketahui setiap kegiatan organisasi hampir-hampir tidak pernah terlepas dengan apa yang disebut dana. Tanpadana hampir mustahil sebuah kegiatan organisasi dapat dilaksanakan.

 – Sumber Daya Manusia
Kerelaan dari anggota untuk menjadi tenaga operasional sangat diperlukan baik itu untuk menjalankan kegiatan sehari – hari ataupun kegiatan organisasi yang bersifat eksidental.
Saya pikir kegiatan organisasi non waralaba sangat terga tung dari Kesadaran & keinginan anggotanya untuk melayani anggota lainnya. Sadar ataupun tidak sadar, kita dapat bertumbuh dan berkembang karena adanya organisasi yang solid. Kita perlumenyadari bahwa organisasi kita harus bisa berkembang menjadi knowledge organisasi dan bukan hanya sebagai learning organisasi. Untuk itu diperlukan langkah – langkah yang kongkrit agar manfaat organisasi dapat dirasakan semua anggotanya.



Organisasi Publik (Rumah Sakit)

Organisasi Publik
Nama           : Angga Yudistira
NPM           : 11114211
Kelas           : 2ka28
Mata Kuliah : Teori Organisasi Umum

UNIVERSITAS GUNADARMA

Tugas 1

Organisasi Publik (Rumah Sakit)
1. Pendahuluan
 Rumah sakit adalah salah satu organisasi sektor publik yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan atau mementingkan upaya penyembuhan dan pemulihan yang telah dilaksanakan secara serasi dan terpadu oleh pihak rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta upaya perbaikan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.983/Men.Kes/SK/XI/1992). Rumah sakit tidak hanya sekedar menampung orang sakit saja melainkan harus lebih memperhatikan aspek kepuasan bagi para pemakai jasanya, dalam hal ini pasien. Penilaian terhadap kegiatan rumah sakit adalah hal yang sangat diperlukan dan sangat diutamakan. Kegiatan penilaian kinerja organisasi atau instansi seperti rumah sakit, mempunyai banyak manfaat terutama bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap rumah sakit tersebut. Bagi pemilik rumah sakit, hasil penilaian kegiatan rumah sakit ini dapat memberikan informasi tentang kinerja manajemen atau pengelola yang telah diberikan kepercayaan untuk mengelola sumber daya rumah sakit. Bagi masyarakat, semua hasil penilaian kinerja rumah sakit dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan pertimbangan kepada siapa (rumah sakit) mereka akan mempercayakan perawatan kesehatannya.
  Pemerintah selaku pengelola sumber daya publik, berpendapat bahwa ukuran keberhasilan dari instansi atau organisasi pemerintah dapat dilihat dari kemampuannya  menyerap  anggaran.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa keberhasilan
 organisasi pemerintah hanya dapat dilihat dari aspek input saja, tanpa memperhatikan aspek output, manfaat, dan dampak dari suatu aktivitas atau kegiatan yang telah dilaksanakan. Kinerja organisasi yang hanya menekankan pada input dalam memberikan jasa dan pelayanan kepada masyarakat secara langsung, akan menjadi perhatian yang lebih dan mendapat sorotan tajam dari masyarakat.
Pengelolaan rumah sakit pada masa lalu dipandang sebagai usaha sosial, tetapi di masa sekarang pengelolaan yang berbasis ekonomi dan  manajemen sangat penting artinya untuk menghadapi bebagai situasi persaingan global, mengantisipasi cepatnya perubahan lingkungan, dan menjaga kelangsungan usaha rumah sakit itu sendiri. Persaingan global dan perubahan lingkungan mulai nampak pada pengelolaan rumah sakit swasta multinasional yang terdapat di kota- kota besar. Di Indonesia pengelolaan rumah sakit telah berkembang dengan pesat dan menjadikan industri yang berbasis prinsip-prinsip ekonomi dan manajemen merupakan ancaman bagi rumah sakit pemerintah maupun nasional jika tidak berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerjanya secara keseluruhan.
Indikator perusahaan yang selama ini digunakan dalam mengukur suatu kinerja organisasi pelayanan kesehatan tidak komprehensif dan hanya bersifat sementara. Indikatornya banyak dipengaruhi faktor eksternal seperti keadaan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang kurang. Hal ini dapat menyebabkan pengukuran kinerja suatu organisasi pelayanan kesehatan belum menggambarkan realita yang sesungguhnya dari keadaan organisasi tersebut.  Indikator tersebut juga  merupakan  alat  untuk  memantau  pencapaian  suatu  organisasi.   
2. Contoh Kasus 

Pelayanan Publik
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mendefinisikan Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Warga negara berharap agar pelayanan publik dapat melayani masyarakat dengan kejujuran dan dapat mengelolala sumber penghasilan secara tepat, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Karena pelayanan publik yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan akan menghasilkan kepercayaan untuk masyarakat. Maka sangat dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai pilar dan kepercayaan publik sebagai dasar untuk mewujudkan pemerintah yang baik.

Kualitas Pelayanan Publik

Pengertian kualitas pelayanan publik adalah sejauh mana sebuah fasilitas umum (publik) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat umum. Pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas, hubungan kualitas dengan pelayanan dikemukakan oleh Sampara  Lukman  bahwa: “kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan standar pelayanan yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam memberikan layanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik” (Lukman, 1999).

Kinerja

Beberapa pengertian kinerja menurut beberapa pakar dikemukakan berikut ini. Rai (2008:280) mendefinisikan “kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja”. Rivai dan Sagala (2011:548-549) mendefinisikan “kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan”. Bastian (2006:274) mendefinisikan “kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi”. Berdasarkan berbagai pandangan definisi  kinerja, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu pencapaian atas program, kegiatan, atau kebijakan dalam mencapai visi dan misi organisasi. Serta dapat dikatakan sebagai hasil evaluasi kegiatan yang telah dilakukan dengan melihat perbandingan atas pencapaian target terhadap kriteria-kriteria yang telah ada dan disusun oleh organisasi sebelumnya. Dalam penelitian ini  dilakukan untuk melihat penerapan Balanced Scorecard sebagai pengukuran kinerja suatu organisasi.
Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan pendekatan yang menerjemahkan visi dan strategi perusahaan kedalam tujuan-tujuan dari pengukuran-pengukuran yang dilihat dari empat perspektif serta menerjemahkan visi unit bisnis dan strateginya kedalam tujuan dan pengukuran yang berwujud.
3.Analisis

Dulu lembaga pelayanan publik memberikan pelayanan kepada masyarakat sekedar untuk menjalankan kewajibannya. Saat ini lingkungan telah terjadi perubahan yang signifikan. Pihak swasta yang bergerak sebagai penyedia layanan/barang sejenis maupun sebagai pemasok tumbuh dan bersaing secara agresif. Akibatnya, jenis produk menjadi makin beragam dan hubungan antara penjual dengan pembeli semakin kompleks. Informasi mengenai sebesar apa kebutuhan tersebut, bagaimana cara agar bisa memenuhi kebutuhan tersebut dan memperoleh keuntungan darinya, dan seterusnya menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan stratejik pada perusahaan swasta.
Bagaimana dengan lembaga pelayanan publik yang dikelola pemerintah? Sampai dengan satu dasawarsa lalu, belum banyak lembaga pelayanan publik yang menganggap kondisi eksternal sebagai basis perencanaan. Padahal menurut para pakar manajemen, pemimpin organisasi harus memahami perubahan yang terjadi pada lingkungan luarnya, melakukan antisipasi sehingga mampu menghadapi krisis yang ditimbulkan oleh perubahan tersebut, dan melakukan berbagai tindakan yang diperlukan sebagai respon terhadap perubahan. Lembaga pelayanan publik milik pemerintah yang tidak mampu berubah sesuai dengan tuntutan lingkungan pelan-pelan akan kehilangan daya kompetitifnya sehingga akan menjadi lembaga yang “hidup segan mati tak mau”
 

Beberapa perubahan pada lingkungn eksternal dapat bersifat sebagai ancaman bagi lembaga pelayanan publik, namun tidak sedikit perubahan yang justru menjadi peluang. Untuk dapat menyusun rencana antisipasi, lembaga pelayanan publik harus pula memahami kondisi internal organisasi untuk bisa mengukur keunggulan kompetitif maupun kelemahan yang dimiliki dalam rangka menghadapi perubahan lingkungan eksternal. Pemahaman mengenai kondisi lingkungan eksternal maupun internal dapat diperoleh dengan melakukan aktivitas yang disebut sebagai diagnosis organisasi.


Aktivitas penyusunan rencana strategis bisnis sebaiknya dimulai dengan melakukan diagnosis organisasi sebagai upaya untuk mengenali kondisi lingkungan sebelum menetapkan strategi jangka pendek, jangka menengah dan program tahunan. 
4. Referensi
www.Google.com
 
https://id.wikipedia.org/
 
https://maliqren.wordpress.com/2011/11/27/ciri-ciri-organisasi/
 
www.academia.edu
 
ejournal.wiraraja.ac.id/index.php/FE/article/view/117
 
http://www.scribd.com/doc/146025154/4-Pengaruh-Budaya-Organisasi-Terhadap-Pelayanan-Publik-Studi-Kasus-Rumah-Sakit-Dr-M-Jamil-Pad#scribd